Selasa, 14 Januari 2014

aspek penalaran dalam karangan



Dalam kehidupan sehari-hari, kita melakukan proses interaksi. Selain berkomunikasi, kita juga melakukan aktifitas bernalar lain seperti menulis. Proses bernalar atau singkatnya penalaran merupakan proses berpikir yang sistematik untuk memperoleh kesimpulan berupa pengetahuan. Kegiatan penalaran mungkin bersifat ilmiah atau tidak ilmiah.

Berdasarkan prosesnya, penalaran itu dapat dibedakan sebagai penalaran induktif dan deduktif. Kedua panalaran tersebut termasuk kedalam Penalaran ilmiah.

Penalaran Deduktif bertolak dari sebuah konklusi atau simpulan yang didapat dari satu atau lebih pernyataan yang lebih umum. Dengan kata lain, Penalaran Deduktif bergerak dari sesuatu yang umum kepada yang khusus. Menurut bentuknya, Penalaran Deduktif mungkin merupakan Silogisme dan Entimen. Berdasarkan pola pengembangannya, yaitu Paragraf Contoh dan Paragraf Definisi. Contoh Paragraf Deduktif : Chairil Anwar ialah seorang sastrawan besar. Bahkan beliau dijuluki sebagai pelopor angkatan 45 dalam bidang puisi. Banyak karya yang telah dibuatnya, tercatat sebanyak 70 buah sajak asli dalam kurun waktu 6½ tahun.

Penalaran Induktif adalah penalaran yang bertolak dari pernyataan-pernyataan yang khusus dan menghasilkan simpulan yang umum. Dengan kata lain, simpulan yang diperoleh tidak lebih khusus daripada pernyataan (premis). Contoh Paragraf Induktif : Dia tidak pernah menyangka akan tinggal di Swiss. Kepergiannya ke Swiss awalnya untuk menjalani operasi seusai tampil di Asian Games 2006 Qatar. Meski dengan kaki pincang, dia tampil dan merebut medali perunggu. Bertanding hanya dengan kaki kiri tidak menjadi masalah baginya. Yang penting, bendera Merah Putih bisa berkibar. Itulah yang diungkapkan Umar Syarief, karateka nasional, yang sejak April tahun 2007 tinggal di kota St Gallen, Swiss.

Beberapa bentuk Penalaran Induktif adalah Generalisasi, Analogi dan Hubungan Kausal.

1. Generalisasi ialah proses penalaran yang mengandalkan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang umum. Hal ini dapat kita simpulkan setelah beberapa data sebagai pernyataan memberikan gambaran seperti itu.
Contoh: Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon kini membatasi akses penggunaan situs jejaring Facebook di kalangan pegawai di lingkungan kerjanya. Sekretaris Daerah (Sekda) kota Cirebon, H. Hasanudin Manap kepada “MD” Senin (18/1) menyebutkan, sebelum pukul 13.00 WIB para pegawainya tidak dapat mengakses situs jejaring tersebut. Menurut Manap, langkah ini diambil demi menjaga kinerja pegawai di lingkungan kerja Pemkot Cirebon. “Sejak ada Facebook, ada saja pegawai yang menggunakan sela-sela waktu kerja untuk membuka akunnya di Facebook. Kami tak ingin terjadi seperti ini terus-menerus sehingga kami mengambil kebijakan membatasi akses Facebook,” paparnya. Manap tak memungkiri, Facebook telah mewabah hingga dikalangan pejabat dan pegawai Pemkot Cirebon. Ia pun berharap, dengan pembatasan akses Facebook suasana kerja dapat kembali kondusif sebagaimana lingkungan kerja pada umumnya.
Dari paragraf diatas, dapat dikemukakan bahwa situs jejaring Facebook dapat menghambat kerja. Cara yang paling sederhana adalah dengan membatasi penggunaan Facebook ketika sedang bekerja, sehingga diharapkan suasana kerja dapat kembali kondusif.

2. Analogi adalah cara penarikan penalaran secara membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama. Untuk mengemukakan suatu analogi induktif, yang perlu diperhatikan ialah apakah persamaan yang dipakai sebagai dasar kesimpulan benar-benar merupakan ciri-ciri esensial penting yang berhubungan erat dengan kesimpulan yang dikemukakan.
Contoh: Sebuah tiang yang terbuat dari bahan yang bermutu dan berkualitas baik tidak mudah digoyahkan apalagi dirobohkan. Siapapun yang ingin merusak dan menghancurkan tiang tersebut akan sia-sia saja karena kekuatan yang dimilikinya berbeda dengan tiang yang dibuat dari bahan bermutu dan berkualitas rendah. Tiang yang bermutu rendah akan mudah dirobohkan atau dihancurkan. Begitu pula dengan keimanan yang dimiliki seseorang. Seorang yang beriman dengan dasar keagamaan yang kuat tidak akan mudah digoyahkan oleh godaan dan pengaruh-pengaruh yang akan merusak keimanannya. Dengan demikian, keteguhan iman seseorang dapat diibaratkan dengan kekokohan tiang yang berkualitas baik.
Tujuan penalaran secara analogi adalah sebagai berikut:
a. Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan.
b. Analogi digunakan untuk menyingkapkan kekeliruan.
c. Analogi digunakan untuk menyusun klasifikasi.

3. Hubungan Kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan. Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini, tiga hubungan antarmasalah, yaitu sebagai berikut:
a. Hubungan sebab-akibat dimulai dengan pengamatan terhadap suatu sebab yang diketahui. Berdasarkan pengamatan itu ditarik kesimpulan mengenai akibat yang mungkin ditimbulkan.
Contoh: Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN) diawali pada masa orde baru. Pada ,masa itu, KKN mulai lahir, tumbuh menjadi besar dan menyebar ke seluruh sendi-sendi kehidupan bangsa indonesia. Penyebaran bagaikan virus ganas, KKN merasuki berbagai lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif. Bahkan, pada tahun 2004 ini begitu banyak kasus KKN di kalangan DPRD di berbagai daerah terungkap. Akibatnya, begitu banyak masalah bangsa sulit teratasi. Misalnya pencurian penebangan hutan secara liar hingga saat ini masih berlangsung. Orang yang berakal sehat tidak percaya, pemerintah tidak mampu mengatasi pencurian hutan, pencemaran lingkungan, narkoba dan lain-lain. Selain itu, pertumbuhan ekonomi terlalu lambat, kepastian hukum tidak berlangsung semestinya, kualitas SDM menjadi amat rendah di banding negara lain yang dulunya di bawah kualitas bangsa indonesia.
b. Hubungan akibat-sebab yaitu dimulai dengan fakta yang menjadi akibat, kemudian dari fakta itu dianalisis untuk mencari sebabnya.
Contoh: Hasil panen para petani hampir setiap musim tidak memuaskan. Banyak tanaman yang mati sebelum berbuah karena diserang hama. Banyak pula tanaman yang tidak berhasil tumbuh dengan baik. Bukan itu saja, pengairan pun tidak berjalan dengan lancar dan penataan letak tanaman tidak sesuai dengan aturannya. Semua itu merupakan akibat dari kurangnya pengetahuan para petani dalam pengolahan lahan pertanian.
c. Hubungan akibat-akibat yaitu dimulai dari suatu sebab yang dapat menimbulkan serangkaian akibat.
Contoh: Mulai tanggal 2 april 1975 harga berbagai jenis minyak bumi dalam negeri naik. Minyak tanah, premium, solar, diesel, minyak pelumas, dan lain-lainnya dinaikan harganya, karena pemerintah ingin mengurangi subsidinya, dengan harapan supaya ekonomi Indonesia makin wajar. Karena harga bahan bakar naik, sudah barang tentu biaya angkutan juga akan naik. Jika biaya angkutan naik, harga barang pasti akan ikut naik, karena biaya tambahan untuk transport harus diperhitungkan. Naiknya harga barang akan terasa berat untuk rakyat. Oleh karena itu, kenaikan harga barang dan jasa harus diimbangi dengan usaha menaikan pendapatan rakyat.
Referensi:
http://www.scribd.com/doc/14520518/Para-Graf
http://www.scribd.com/doc/9678460/Aspek-Penalaran-Dalam-Karangan
http://www.scribd.com/doc/5553114/SoalUjianNasional20042005SMAIPAIPSBhs-IndonesiaP1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar