Dalam
kehidupan sehari-hari, kita melakukan proses interaksi. Selain berkomunikasi,
kita juga melakukan aktifitas bernalar lain seperti menulis. Proses bernalar
atau singkatnya penalaran merupakan proses berpikir yang sistematik untuk
memperoleh kesimpulan berupa pengetahuan. Kegiatan penalaran mungkin bersifat
ilmiah atau tidak ilmiah.
Berdasarkan prosesnya, penalaran
itu dapat dibedakan sebagai penalaran induktif dan deduktif. Kedua panalaran tersebut termasuk kedalam Penalaran
ilmiah.
Penalaran
Deduktif bertolak dari sebuah konklusi
atau simpulan yang didapat dari satu atau lebih pernyataan yang lebih umum.
Dengan kata lain, Penalaran Deduktif bergerak dari sesuatu yang umum kepada
yang khusus. Menurut bentuknya, Penalaran Deduktif mungkin merupakan Silogisme
dan Entimen. Berdasarkan pola pengembangannya, yaitu Paragraf Contoh dan Paragraf
Definisi. Contoh Paragraf Deduktif : Chairil Anwar ialah seorang sastrawan
besar. Bahkan beliau dijuluki sebagai pelopor angkatan 45 dalam bidang puisi.
Banyak karya yang telah dibuatnya, tercatat sebanyak 70 buah sajak asli dalam
kurun waktu 6½ tahun.
Penalaran
Induktif adalah penalaran yang bertolak
dari pernyataan-pernyataan yang khusus dan menghasilkan simpulan yang umum.
Dengan kata lain, simpulan yang diperoleh tidak lebih khusus daripada
pernyataan (premis). Contoh Paragraf Induktif : Dia tidak pernah menyangka akan
tinggal di Swiss. Kepergiannya ke Swiss awalnya untuk menjalani operasi seusai
tampil di Asian Games 2006 Qatar. Meski
dengan kaki pincang, dia tampil dan merebut medali perunggu. Bertanding hanya
dengan kaki kiri tidak
menjadi masalah baginya. Yang penting, bendera Merah Putih
bisa berkibar. Itulah yang diungkapkan Umar Syarief, karateka nasional, yang
sejak April tahun 2007 tinggal di kota St Gallen, Swiss.
Beberapa
bentuk Penalaran Induktif adalah Generalisasi, Analogi dan Hubungan Kausal.
1.
Generalisasi ialah proses penalaran yang mengandalkan beberapa pernyataan yang
mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang umum. Hal ini dapat
kita simpulkan setelah beberapa data sebagai pernyataan memberikan gambaran
seperti itu.
Contoh:
Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon kini membatasi akses penggunaan situs jejaring
Facebook di kalangan pegawai di lingkungan kerjanya. Sekretaris Daerah (Sekda)
kota Cirebon, H. Hasanudin Manap kepada “MD” Senin (18/1) menyebutkan, sebelum
pukul 13.00 WIB para pegawainya tidak dapat mengakses situs jejaring tersebut. Menurut Manap,
langkah ini diambil demi menjaga kinerja pegawai di lingkungan kerja Pemkot
Cirebon. “Sejak ada Facebook, ada saja pegawai yang menggunakan sela-sela waktu
kerja untuk membuka akunnya di Facebook. Kami tak ingin terjadi seperti ini
terus-menerus sehingga kami mengambil kebijakan membatasi akses Facebook,”
paparnya. Manap tak memungkiri, Facebook telah mewabah hingga dikalangan
pejabat dan pegawai Pemkot Cirebon. Ia pun berharap, dengan pembatasan akses
Facebook suasana kerja dapat kembali kondusif sebagaimana lingkungan kerja pada
umumnya.
Dari
paragraf diatas, dapat dikemukakan bahwa situs jejaring Facebook dapat
menghambat kerja. Cara yang paling sederhana adalah dengan membatasi penggunaan
Facebook ketika sedang bekerja, sehingga diharapkan suasana kerja dapat kembali
kondusif.
2.
Analogi adalah cara penarikan penalaran secara membandingkan dua hal yang
mempunyai sifat yang sama. Untuk mengemukakan suatu analogi induktif, yang
perlu diperhatikan ialah apakah persamaan yang dipakai sebagai dasar kesimpulan
benar-benar merupakan ciri-ciri esensial penting yang berhubungan erat dengan
kesimpulan yang dikemukakan.
Contoh:
Sebuah tiang yang terbuat dari bahan yang bermutu dan berkualitas baik tidak
mudah digoyahkan apalagi dirobohkan. Siapapun yang ingin merusak dan
menghancurkan tiang tersebut akan sia-sia saja karena kekuatan yang dimilikinya
berbeda dengan tiang yang dibuat dari bahan bermutu dan berkualitas rendah.
Tiang yang bermutu rendah akan mudah dirobohkan atau dihancurkan. Begitu pula
dengan keimanan yang dimiliki seseorang. Seorang yang beriman dengan dasar
keagamaan yang kuat tidak akan mudah digoyahkan oleh godaan dan
pengaruh-pengaruh yang akan merusak keimanannya. Dengan demikian, keteguhan
iman seseorang dapat diibaratkan dengan kekokohan tiang yang berkualitas baik.
Tujuan
penalaran secara analogi adalah sebagai berikut:
a.
Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan.
b.
Analogi digunakan untuk menyingkapkan kekeliruan.
c.
Analogi digunakan untuk menyusun klasifikasi.
3.
Hubungan Kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling
berhubungan. Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini, tiga hubungan
antarmasalah, yaitu sebagai berikut:
a.
Hubungan sebab-akibat dimulai dengan pengamatan terhadap suatu sebab yang
diketahui. Berdasarkan pengamatan itu ditarik kesimpulan mengenai akibat yang
mungkin ditimbulkan.
Contoh:
Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN) diawali pada masa orde baru. Pada ,masa itu,
KKN mulai lahir, tumbuh menjadi besar dan menyebar ke seluruh sendi-sendi
kehidupan bangsa indonesia. Penyebaran bagaikan virus ganas, KKN merasuki berbagai lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif. Bahkan, pada
tahun 2004 ini begitu banyak kasus KKN di kalangan DPRD di berbagai daerah
terungkap. Akibatnya, begitu banyak masalah bangsa sulit teratasi. Misalnya
pencurian penebangan hutan secara liar hingga saat ini masih berlangsung. Orang yang berakal sehat
tidak percaya, pemerintah tidak mampu mengatasi pencurian hutan, pencemaran
lingkungan, narkoba dan lain-lain. Selain itu, pertumbuhan ekonomi terlalu
lambat, kepastian hukum tidak berlangsung semestinya, kualitas SDM menjadi amat
rendah di banding negara lain yang dulunya di bawah kualitas bangsa indonesia.
b.
Hubungan akibat-sebab yaitu dimulai dengan fakta yang menjadi akibat, kemudian
dari fakta itu dianalisis untuk mencari sebabnya.
Contoh:
Hasil panen para petani hampir setiap musim tidak memuaskan. Banyak tanaman
yang mati sebelum berbuah karena diserang hama. Banyak pula tanaman yang tidak
berhasil tumbuh dengan baik. Bukan itu saja, pengairan pun tidak berjalan
dengan lancar dan penataan letak tanaman tidak sesuai dengan aturannya. Semua
itu merupakan akibat dari kurangnya pengetahuan para petani dalam pengolahan
lahan pertanian.
c.
Hubungan akibat-akibat yaitu dimulai dari suatu sebab yang dapat menimbulkan
serangkaian akibat.
Contoh:
Mulai tanggal 2 april 1975 harga berbagai jenis minyak bumi dalam negeri naik.
Minyak tanah, premium, solar, diesel, minyak pelumas, dan lain-lainnya dinaikan
harganya, karena pemerintah ingin mengurangi subsidinya, dengan harapan supaya
ekonomi Indonesia makin wajar. Karena harga bahan bakar naik, sudah barang
tentu biaya angkutan juga akan
naik. Jika biaya angkutan naik, harga barang pasti akan ikut naik, karena biaya
tambahan untuk transport harus diperhitungkan. Naiknya harga barang akan terasa
berat untuk rakyat. Oleh karena itu, kenaikan harga barang dan jasa harus
diimbangi dengan usaha menaikan pendapatan rakyat.
Referensi:
http://www.scribd.com/doc/14520518/Para-Graf
http://www.scribd.com/doc/9678460/Aspek-Penalaran-Dalam-Karangan
http://www.scribd.com/doc/5553114/SoalUjianNasional20042005SMAIPAIPSBhs-IndonesiaP1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar