Selasa, 14 Januari 2014

aspek penalaran dalam karangan



Dalam kehidupan sehari-hari, kita melakukan proses interaksi. Selain berkomunikasi, kita juga melakukan aktifitas bernalar lain seperti menulis. Proses bernalar atau singkatnya penalaran merupakan proses berpikir yang sistematik untuk memperoleh kesimpulan berupa pengetahuan. Kegiatan penalaran mungkin bersifat ilmiah atau tidak ilmiah.

Berdasarkan prosesnya, penalaran itu dapat dibedakan sebagai penalaran induktif dan deduktif. Kedua panalaran tersebut termasuk kedalam Penalaran ilmiah.

Penalaran Deduktif bertolak dari sebuah konklusi atau simpulan yang didapat dari satu atau lebih pernyataan yang lebih umum. Dengan kata lain, Penalaran Deduktif bergerak dari sesuatu yang umum kepada yang khusus. Menurut bentuknya, Penalaran Deduktif mungkin merupakan Silogisme dan Entimen. Berdasarkan pola pengembangannya, yaitu Paragraf Contoh dan Paragraf Definisi. Contoh Paragraf Deduktif : Chairil Anwar ialah seorang sastrawan besar. Bahkan beliau dijuluki sebagai pelopor angkatan 45 dalam bidang puisi. Banyak karya yang telah dibuatnya, tercatat sebanyak 70 buah sajak asli dalam kurun waktu 6½ tahun.

Penalaran Induktif adalah penalaran yang bertolak dari pernyataan-pernyataan yang khusus dan menghasilkan simpulan yang umum. Dengan kata lain, simpulan yang diperoleh tidak lebih khusus daripada pernyataan (premis). Contoh Paragraf Induktif : Dia tidak pernah menyangka akan tinggal di Swiss. Kepergiannya ke Swiss awalnya untuk menjalani operasi seusai tampil di Asian Games 2006 Qatar. Meski dengan kaki pincang, dia tampil dan merebut medali perunggu. Bertanding hanya dengan kaki kiri tidak menjadi masalah baginya. Yang penting, bendera Merah Putih bisa berkibar. Itulah yang diungkapkan Umar Syarief, karateka nasional, yang sejak April tahun 2007 tinggal di kota St Gallen, Swiss.

Beberapa bentuk Penalaran Induktif adalah Generalisasi, Analogi dan Hubungan Kausal.

1. Generalisasi ialah proses penalaran yang mengandalkan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang umum. Hal ini dapat kita simpulkan setelah beberapa data sebagai pernyataan memberikan gambaran seperti itu.
Contoh: Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon kini membatasi akses penggunaan situs jejaring Facebook di kalangan pegawai di lingkungan kerjanya. Sekretaris Daerah (Sekda) kota Cirebon, H. Hasanudin Manap kepada “MD” Senin (18/1) menyebutkan, sebelum pukul 13.00 WIB para pegawainya tidak dapat mengakses situs jejaring tersebut. Menurut Manap, langkah ini diambil demi menjaga kinerja pegawai di lingkungan kerja Pemkot Cirebon. “Sejak ada Facebook, ada saja pegawai yang menggunakan sela-sela waktu kerja untuk membuka akunnya di Facebook. Kami tak ingin terjadi seperti ini terus-menerus sehingga kami mengambil kebijakan membatasi akses Facebook,” paparnya. Manap tak memungkiri, Facebook telah mewabah hingga dikalangan pejabat dan pegawai Pemkot Cirebon. Ia pun berharap, dengan pembatasan akses Facebook suasana kerja dapat kembali kondusif sebagaimana lingkungan kerja pada umumnya.
Dari paragraf diatas, dapat dikemukakan bahwa situs jejaring Facebook dapat menghambat kerja. Cara yang paling sederhana adalah dengan membatasi penggunaan Facebook ketika sedang bekerja, sehingga diharapkan suasana kerja dapat kembali kondusif.

2. Analogi adalah cara penarikan penalaran secara membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama. Untuk mengemukakan suatu analogi induktif, yang perlu diperhatikan ialah apakah persamaan yang dipakai sebagai dasar kesimpulan benar-benar merupakan ciri-ciri esensial penting yang berhubungan erat dengan kesimpulan yang dikemukakan.
Contoh: Sebuah tiang yang terbuat dari bahan yang bermutu dan berkualitas baik tidak mudah digoyahkan apalagi dirobohkan. Siapapun yang ingin merusak dan menghancurkan tiang tersebut akan sia-sia saja karena kekuatan yang dimilikinya berbeda dengan tiang yang dibuat dari bahan bermutu dan berkualitas rendah. Tiang yang bermutu rendah akan mudah dirobohkan atau dihancurkan. Begitu pula dengan keimanan yang dimiliki seseorang. Seorang yang beriman dengan dasar keagamaan yang kuat tidak akan mudah digoyahkan oleh godaan dan pengaruh-pengaruh yang akan merusak keimanannya. Dengan demikian, keteguhan iman seseorang dapat diibaratkan dengan kekokohan tiang yang berkualitas baik.
Tujuan penalaran secara analogi adalah sebagai berikut:
a. Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan.
b. Analogi digunakan untuk menyingkapkan kekeliruan.
c. Analogi digunakan untuk menyusun klasifikasi.

3. Hubungan Kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan. Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini, tiga hubungan antarmasalah, yaitu sebagai berikut:
a. Hubungan sebab-akibat dimulai dengan pengamatan terhadap suatu sebab yang diketahui. Berdasarkan pengamatan itu ditarik kesimpulan mengenai akibat yang mungkin ditimbulkan.
Contoh: Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN) diawali pada masa orde baru. Pada ,masa itu, KKN mulai lahir, tumbuh menjadi besar dan menyebar ke seluruh sendi-sendi kehidupan bangsa indonesia. Penyebaran bagaikan virus ganas, KKN merasuki berbagai lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif. Bahkan, pada tahun 2004 ini begitu banyak kasus KKN di kalangan DPRD di berbagai daerah terungkap. Akibatnya, begitu banyak masalah bangsa sulit teratasi. Misalnya pencurian penebangan hutan secara liar hingga saat ini masih berlangsung. Orang yang berakal sehat tidak percaya, pemerintah tidak mampu mengatasi pencurian hutan, pencemaran lingkungan, narkoba dan lain-lain. Selain itu, pertumbuhan ekonomi terlalu lambat, kepastian hukum tidak berlangsung semestinya, kualitas SDM menjadi amat rendah di banding negara lain yang dulunya di bawah kualitas bangsa indonesia.
b. Hubungan akibat-sebab yaitu dimulai dengan fakta yang menjadi akibat, kemudian dari fakta itu dianalisis untuk mencari sebabnya.
Contoh: Hasil panen para petani hampir setiap musim tidak memuaskan. Banyak tanaman yang mati sebelum berbuah karena diserang hama. Banyak pula tanaman yang tidak berhasil tumbuh dengan baik. Bukan itu saja, pengairan pun tidak berjalan dengan lancar dan penataan letak tanaman tidak sesuai dengan aturannya. Semua itu merupakan akibat dari kurangnya pengetahuan para petani dalam pengolahan lahan pertanian.
c. Hubungan akibat-akibat yaitu dimulai dari suatu sebab yang dapat menimbulkan serangkaian akibat.
Contoh: Mulai tanggal 2 april 1975 harga berbagai jenis minyak bumi dalam negeri naik. Minyak tanah, premium, solar, diesel, minyak pelumas, dan lain-lainnya dinaikan harganya, karena pemerintah ingin mengurangi subsidinya, dengan harapan supaya ekonomi Indonesia makin wajar. Karena harga bahan bakar naik, sudah barang tentu biaya angkutan juga akan naik. Jika biaya angkutan naik, harga barang pasti akan ikut naik, karena biaya tambahan untuk transport harus diperhitungkan. Naiknya harga barang akan terasa berat untuk rakyat. Oleh karena itu, kenaikan harga barang dan jasa harus diimbangi dengan usaha menaikan pendapatan rakyat.
Referensi:
http://www.scribd.com/doc/14520518/Para-Graf
http://www.scribd.com/doc/9678460/Aspek-Penalaran-Dalam-Karangan
http://www.scribd.com/doc/5553114/SoalUjianNasional20042005SMAIPAIPSBhs-IndonesiaP1

Rabu, 08 Januari 2014

jenis-jenis paragraf



Paragraf Argumentasi
Argumentasi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang ditulis dengan tujuan untuk meyakinkan atau membujuk pembaca. Dalam penulisan argumentasi isi dapat berupa penjelasan, pembuktian, alasan, maupun ulasan obyektif dimana disertakan contoh, analogi, dan sebab akibat.
Tujuannya adalah agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar dan terbukti.
Ciri-ciri Paragraf Argumentasi
1. Menjelaskan pendapat agar pembaca yakin mengenai topik yang dibahas.
2. Memerlukan fakta untuk pembuktian.
3. Menggali sumber ide dari pengamatan, pengalaman, dan penelitian.
4. Penjelasan dalam paragraf argumentasi disampaikan secara logis
5. Penutup berisi kesimpulan.
Contoh Paragraf Argumentasi
“Menurut Iskandar, sudah saatnya masyarakat mengubah paradigma agar lulusan SMP tidak latah masuk SMA. Kalau memang lebih berbakat pada jalur profesi sebaiknya memilih SMK. Dia mengingatkan sejumlah risiko bagi lulusan SMP yang sembarangan melanjutkan sekolah. Misalnya, lulusan SMP yang tidak mempunyai potensi bakat-minat ke jalur akademik sampai perguruan tinggi, tetapi memaksakan diri masuk SMA, dia tidak akan lulus UAN karena sulit mengikuti pelajaran di SMA. Tanpa lulus UAN mustahil bisa sampai perguruan tinggi. Pada akhirnya mereka akan menjadi pengangguran karena pelajaran di SMA tidak memberi bekal untuk bekerja. Jadi, memilih SMA tanpa pertimbangan yang matang hanya akan menambah pengangguran.”
Paragraf Eksposisi
Eksposisi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang dimana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat.
Ciri-ciri Paragraf Eksposisi
1. Berupa tulisan yang memberikan pegertian dan pengetahuan
2. Menjawab pertanyaan tentang apa, mengapa, kapan, dan bagaimana
3. Disampaikan secara lugas dengan menggunakan bahasa baku
4. Bersifat netral, dalam artian tidak memihak, dan memaksakan sikap penulis terhadap pembaca
Contoh Paragraf Eksposisi
“Jatuhnya pesawat berkapasitas 266 penumpang airbus A300- 600 merupakan peristiwa kedua bagi American Airlines beberapa detik lepas landas dari bandar udara internasional O’Hare Chicago, tiba-tiba mesin kiri lepas dari dudukannya. Pilot tidak bisa mengendalikan pesawat akibat keseimbangan pesawat mendadak berubah dengan jatuhnya mesin berbobot sekitar 5 ton. Pesawat mendarat dan menghujam tempat parkir kendaraan 31 detik kemudian dan 271 penumpang plus awak tewas seketika. Kecelakaan lain menyangkut mesin copot dialami oleh pesawat kargo El-Al milik flag carier Israel, 4 Oktober 1992. Mesin nomor empat atau yang paling ujung pada sayap kanan, tiba-tiba lepas akibat dua fuse-pin (baut kedudukan mesin) lepas. Disusul kemudian oleh mesin nomor tiga. Mendadak kehilangan dua mesin, pilot tidak dapat mengendalikan pesawat dan menabrak gedung bertingkat di Amsterdam, Belanda. Empat awak tewas berikut 47 penghuni flat yang ditabrak.”
Paragraf Persuasif
Paragraf persuasif adalah paragraf yang berisi ajakan atau bujukan agar pembaca mengikuti atau mengadopsi petunjuk-petunjuk yang ditulisnya dalam teks.Persuasi bertujuan untuk meyakinkan seseorang baik pembaca atau juga pendengar agar melakukan sesuatu yang dikehendaki penulis.
Ciri-ciri Paragraf Persuasif
1. Bertujuan memengaruhi pembaca untuk melakukan tindakan sesuai yang diharapkan penulisnya.
2. Teks yang mengandung persuasi biasanya menggunakan segala upaya yang memungkinkan pembaca terpengaruh.
3. Kadang-kadang menggunakan alasan yang tidak rasional.
4. Paragraf persuasi biasanya terdapat dalam iklan atau dalam tips-tips tertentu.
5. Dalam iklan, karangan persuasi ini disebut juga persuasif-provokatif.
Contoh Paragraf Persuasif
”Karier memang bukan segala-galanya dalam hidup ini, tetapi punya andil dalam memengaruhi kehidupan seseorang. Mempertahankan serta meningkatkan kualitas karier merupakan keinginan sebagian besar orang. Banyak cara yang bisa ditempuh untuk menjaga kualitas karier. Salah satu yang paling efektif adalah dengan senantiasa menjaga gairah kerja. Gairah kerja ternyata ikut menentukan sukses tidaknya karier seseorang. Bahkan, harus usahakan agar gairah kerja selalu meningkat dari waktu ke waktu, jangan sampai menurun, atau malah hilang sama sekali.”
Paragraf di atas berisi ajakan atau imbauan kepada pembaca dengan menjelaskan bahwa seseorang bisa mengembangkan kariernya dengan menjaga gairah kerja. Apabila dilanjutkan dengan paragraf berikutnya, menjaga gairah kerja tersebut akan dijelaskan dengan beberapa tips atau resep, seperti menjaga kondisi tubuh, mengawali pekerjaan dengan penuh senyum, mencintai dan menikmati pekerjaan, memanfaatkan waktu sebaik-baiknya, memberikan kado istimewa, dan memiliki semangat berkompetisi. Dengan demikian, tulisan tersebut mengajak pembaca untuk menjaga gairah kerja. Ajakan inilah yang menjadi ciri dan karakter paragraf persuasif.
Paragraf Narasi
Narasi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam sebuah tulisan yang rangkaian peristiwa dari waktu ke waktu dijabarkan dengan urutan awal, tengah, dan akhir.
Narasi biasanya berbentuk karangan atau cerita yang menyajikan suatu peristiwa atau kejadian serta bagaimana peristiwa itu berlangsung berdasarkan urutan waktu. Peristiwa itu boleh benar benar terjadi tapi boleh juga hanya khayalan saja. Roman, novel, cerpen drama, biografi dan kisah perjalanan termasuk jenis tulisan narasi.
Ciri-ciri Paragraf Narasi
1. Adanya unsur perbuatan atau tindakan.
2. Adanya unsur rangkaian waktu dan informatif.
3. Adanya sudut pandang penulis.
4. Menggunakan urutan waktu dan tempat yang berhubungan secara kausalitas.
5. Terdapat unsur tokoh yang digambarkan dengan memiliki karakter atau perwatakan yang jelas.
6. Terdapat latar tempat, waktu, dan suasana.
7. Mempunyai alur atau plot.
Paragraf Narasi dibagi menjadi dua macam yakni Narasi Ekspositoris dan Narasi Sugestif.
a. Narasi Ekspositoris
Narasi Ekspositoris adalah suatu bentuk narasi yang yang tujuanya menyampaikan informasi mengenai berlangsungnya suatu peristiwa atau proses. Narasi ini bersifat memperluas pengetahuan pembaca. Tahapan tahapan dalam suatu proses disampaikan dengan bahasa yang informatif dengan titik berat pada penggunaan kata denotatif.
Contoh Narasi Ekspositoris
“Cara merawat dan memelihara merpati tidaklah terlalu sulit. Bagi pemula, langkah pertama adalah membeli merpati satu pasang di tempat usaha peternakan merpati. Jika merpatinmasih kecil, usahakan kandang tidak terlalu terbuka agar suasana dalam kandang cukup hangat, tapi cukup terang. Selanjutnya, periksalah makanan dan minumannya serta berikan secara teratur. Sebaiknya kandang merpati dibersihkan secara teratur untuk menjaga kesehatan merpati dan tempat tinggalnya.”
b. Narasi Sugestif
Narasi sugestif adalah suatu bentuk narasi yang tujuanya merangsang saya khayal pembaca. Tujuan utamanya adalah memberi makna atas peristiwa atau kejadian sebagai suatu pengalaman . Bahasa yang digunakan lebih condong ke bahasa kiasan dengan menggunakan kata kata konotatif.
Contoh Narasi Sugestif
“Saya menuju ke lapangan terbang, dengan menunjukkan kartu kuning, segera saya diijinkan turut menumpang Dakota. Turun dari kemayoran segera saya naik taksi pula ke Priok. Kapal yang akan berangkat ke Singapura ialah majesty. Secepat rusa saya berlari menuju kapal tersebut. Berdiri sambil bersandarkan terali tampak seorang laki laki setengah tua, berpakaian teluk belanga berpeci seremban dan berkain sarung Trengganau”
Paragraf Deskripsi
Paragraf Deskripsi adalah paragraf yang menjelaskan kepada pembaca mengenai suatu hal seperti objek, gagasan, tempat atau peristiwa melalui perincian dan detail hal tersebut. Penulis menggunakan ilustrasi untuk menjelaskan hal tersebut melalui keadaan, warna, rasa, atau kesan yang ada pada hal tersebut. Dengan kata lain, diskripsi adalah melukis atau memotret benda atau suasana dengan kata-kata.
Paragraf Deskripsi bertujuan untuk menggambarkan suatu objek sehingga pembaca bisa seolah-olah melihat, mendengar, merasakan atau mengalami objek dan peristiwa yang dideskripsikan penulis.
-        Paragraf Deskripsi Spasial
Paragraf Deskripsi Spasial adalah paragraf yang melukiskan ruang atau tempat berlangsungnya suatu peristiwa.
-         Paragraf Deskripsi Objektif
Paragraf Deskripsi Objektif adalah paragraf yang menggambarkan suatu hal atau orang dengan mengungkapkan identitasnya secara apa adanya sehingga pembaca dapat membayangkan keadaannya.
-        Paragraf Deskripsi Subjektif
Paragraf Deskripsi Subjektif adalah paragraf yang menggambarkan objek seperti tafsiran atau kesan perasaan penulis.

Ciri-ciri Paragraf Deskripsi
        1.Menggambarkan atau melukiskan sesuatu.
        2.Penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indera.
        3.Membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau mengalami sendiri.
Contoh Paragraf Deskripsi
“Gadis cantik yang sedang bersepeda itu bernama Diana Kamilah. Tetapi orang-orang memanggilnya Ana. Rambutnya hitam lebat dengan poni dibagian depan yang menutupi dahinya. Hidungnya mancung dan mulutnya tipis. Matanya yang berwarna cokelat mempercantik wajahnya. Ana bertubuh kurus, tingginya pun semampai. Kulitnya putih bersinar terlebih jika terkena sinar matahari. Ana adalah gadis yang bukan hanya cantik, namun ia juga pintar dan ramah. Ia selalu tersenyum menyapa teman-temannya. Sikap Ana memperlengkap kecantikannya. Tak heran jika banyak orang yang kagum dengannya dan senang berteman dengannya.”
Referensi:
http://siswapedia.com
http://pojokmanfaat.com


Senin, 06 Januari 2014

tulisan bakat dan minat



MENGENALI BAKAT DAN MINAT


           A.    Pengertian Bakat
Bakat adalah kemampuan dasar seseorang untuk belajar dalam tempo yang relatif pendek dibandingkan orang lain, namun hasilnya justru lebih baik. Bakat merupakan potensi yang dimiliki oleh seseorang sebagai bawaan sejak lahir. Contoh seorang yang berbakat melukis akan lebih cepat mengerjakan pekerjaan lukisnya dibandingkan seseorang yang kurang berbakat.
Jenis-jenis bakat antara lain sebagai berikut:
         · Bakat umum, merupakan kemampuan yang berupa potensi dasar yang bersifat umum, artinya         setiap orang memiliki.
     · Bakat khusus, merupakan kemampuan yang berupa potensi khusus, artinya tidak semua orang       memiliki misalnya bakat seni, pemimpin, penceramah, olahraga.
Selain itu bakat khusus yang lain, yaitu :
     1.  Bakat Verbal : Bakat tentang konsep – konsep yang diungkapkan dalam bentuk kata – kata.    
     2.  Bakat Numerikal : Bakat tentang konsep – konsep dalam bentuk angka. 
     3.  Bakat Skolastik : Kombinasi kata – kata (logika) dan angka – angka. Kemampuan dalam penalaran, mengurutkan, berpikir dalam pola sebab-akibat, menciptakan hipotesis, mencari keteraturan konseptual atau pola numerik, pandangan hidupnya umumnya bersifat rasional. Ini merupakan kecerdasan para ilmuwan, akuntan, dan pemprogram komputer.(Newton, Einstein, dsb.)
   4.Bakat Abstrak : Bakat yang bukan kata maupun angka tetapi berbentuk pola, rancangan, diagram, ukuran – ukuran, bentuk – bentuk dan posisi-posisinya.
    5.Bakat mekanik : Bakat tentang prinsip – prinsip umum IPA, tata kerja mesin, perkakas dan alat – alat lainnya.
    6.  Bakat Relasi Ruang (spasial) : Bakat untuk mengamati, menceritakan pola dua dimensi atau berfikir dalam 3 dimensi. Mempunyai kepekaan yang tajam terhadap detail visual dan dapat menggambarkan sesuatu dengan begitu hidup, melukis atau membuat sketsa ide secara jelas, serta dengan mudah menyesuaikan orientasi dalam ruang tiga dimensi. Ini merupakan kecerdasan para arsitek, fotografer, artis, pilot, dan insinyur mesin. (Thomas Edison,  Pablo Picasso, Ansel Adams, dsb.)
  7. Bakat kecepatan ketelitian klerikal : Bakat tentang tugas tulis menulis, ramu-meramu untuk laboratorium, kantor dan lain – lainnya.
  8. Bakat bahasa (linguistik) : Bakat tentang penalaran analistis bahasa (ahli sastra) misalnya untuk jurnalistik, stenografi, penyiaran, editing, hukum, pramuniaga dan lain – lainnya.

           B.     Pengertian Minat
Minat adalah suatu proses yang tetap untuk memperhatikan dan menfokuskan diri pada sesuatu yang diminatinya dengan perasaan senang dan rasa puas
( Hilgar & Slameto ; 1988 ; 59).
Minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut atau kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pikiran tertentu. (Maprare dan Slameto; 1988; 62).
Jadi, dapat disimpulkan minat ialah suatu proses pengembangan dalam mencampurkan seluruh kemampuan yang ada untuk mengarahkan individu kepada suatu kegiatan yang diminatinya.
Jenis – jenis minat (Guilford, 1956) :
1. Minat vokasional merujuk pada bidang – bidang pekerjaan.
               a.Minat profesional : minat keilmuan, seni dan kesejahteraan sosial.
               b.Minat komersial : minat pada pekerjaan dunia usaha, jual beli, periklanan, 
                                               akuntansi,   kesekretariatan dan lain – lain.
               c.    Minat kegiatan fisik, mekanik, kegiatan luar, dan lain – lain.
2. Minat avokasional, yaitu minat untuk memperoleh kepuasan atau hobi. Misalnya
     petualang, hiburan, apresiasi, ketelitian dan lain – lain.

          C.    Faktor-Faktor Yang Mendukung Pengembangan Bakat dan Minat
1. Faktor Intern
            a.       Faktor Bawaan (Genetik)
Faktor ini merupakan faktor yang mendukung perkembangan individu dalam minat dan bakat sebagai totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang tua kepada anak dalam segala potensi melalui fisik maupun psikis yang dimiliki individu sebagai pewarisan dari orang tuanya. Faktor hereditas sebagai faktor pertama munculnya bakat (Yusuf ; 2004 ; 31). Dari segi biologi, bakat sangat berhubungan dengan fungsi otak. Bila otak kiri dominan, segala tindakan dan verbal, intelektual, sequensial, teratur rapi, dan logis. Sedangkan otak kanan berhubungan dengan masalah spasial, non verbal, estetik dan artistic serta atletis.
             b.      Faktor kepribadian
Faktor kepribadian yaitu keadaan psikologis dimana perkembangan potensi anak tergantung pada diri dan emosi anak itu sendiri. Hal ini akan membantu anak dalam membentuk konsep serta optimis dan percaya diri dalam mengembangkan minat dan bakatnya
 (Asror ; 1999 ; 93).

2.     Faktor Ekstern
a. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan merupakan olahan dari berbagai hal untuk mendukung pengembangan minat dan bakat anak. Faktor lingkungan terbagi atas :
           Ø  Lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga merupakan tempat latihan atau belajar dan tempat anak memperoleh pengalaman, karena keluarga merupakan lingkungan pertama dan paling penting bagi anak. (Sutiono ; 1998 ; 171).
            Ø  Lingkungan sekolah
Suatu lingkungan yang dapat mempengaruhi proses belajar mengajar kondusif yang bersifat formal.Lingkungan ini sangat berpengaruh bagi pengembangan minat dan bakat karena di lingkungan ini minat dan bakat anak dikembangkan secara intensif.
            Ø  Lingkungan sosialSuatu lingkungan yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat. 
     Dilingkungan ini anak akan mengaktualisasikan minat dan bakatnya kepada masyarakat.

           D.    Cara Mengembangkan Bakat dan Minat
          1.      Perlu Keberanian
Keberanian membuat kita mampu menghadapi tantangan atau hambatan, baik yang bersifat fisik dan psikis maupun kendala-kendala sosial atau yang lainnya. Keberanian akan memampukan kita melihat jalan keluar berhadapan dengan berbagai kendala yang ada, dan bukan sebaliknya, membuat kita takut dan melarikan diri secara tidak bertanggung jawab.
          2.      Perlu didukung Latihan
Latihan adalah kunci dari keberhasilan. Latihan disini bukan saja dari segi kuantitasnya tetapi juga dari segi motivasi yang menggerakkan setiap usaha yang kelihatan secara fisik.
          3.      Perlu didukung Lingkungan
Lingkungan disini tentu dalam arti yang sangat luas, termasuk manusia, fasilitas, biaya dan kondisi sosial lainnya., yang turut berperan dalam usaha pengembangan bakat dan minat.
          4.      Perlu memahami hambatan-hambatan pengembangan bakat dan cara mengatasinya.
Disini sekali lagi kita perlu mengidentifikasi dengan baik kendala-kendala yang ada, kita kategorikan mana yang mudah diatasi dan mana yang sulit. Kemudian mulai kita memikirkan jalan keluarnya.



     E.  Kesesuaian antara Bakat dengan Cita-cita/Karier
Bakat adalah sesuatu kemampuan khusus yang dimiliki oleh setiap individu. Bakat ini dapat berkembang dan tampak menonjol, bilamana dilakukan latihan secara terus menerus. Bakat yang berkembang selain mendukung cita-cita/karier, dapat juga menjadikan sebuah profesi atau jabatan bagi si pemiliknya, bila berkesempatan untuk dikembangkan.



Sumber :
Atosokhi Gea, Antonius. Dkk. 2003. “Relasi dengan Diri Sendiri”. Jakarta : Gramedia.
Hadiyanto, Yusuf Purnomo, B.Renita Mulyaningtyas, 2006 “Bimbingan dan Konseling SMA”. Jakarta : Esis
Tim MGP BK SMA kota Semarang. Modul Bimbingan Konseling “Pengembangan diri dan Motivasi Berprestasi”. Kelas X.